Jumat, 01 Juli 2011

1001 Makna Diagram Kesenian NIas


1001 Makna
“Diagram Kesenian Nias Yang Diukir
Di bagian Atas Topi Emas (Takula Ana’a)”

Bapak Tapak Wong, seorang tokoh turunan Tionghwa yang menaruh perhatian khusus pada seni dan budaya Nias, sejak 25 tahun yang lalu, yaitu dari tahun 1974 sampai tahun 1998, berusaha sebagai pengrajin emas di kota Gunungsitoli. Selama beliau menekuni usahanya itu, lebih seratus buah topi emas (Kofia ana’a atau Takula ana’a) yang oleh pemiliknya terpaksa menjual kepadanya karena butuh uang.
Sebenarnya, dalam hati kecil Bapak Tapak Wong sangat prihatin atas nilai-nilai seni yang dikandung oleh Topi-topi Emas Khas Nias itu, akan tetapi satu persatu dileburnya untuk dijadikan perhiasan modern untuk diperjualbelikan dan kini topi-topi emas tersebut sudah tidak bias kita dapatkan lagi.
Dari pengalaman Bapak Tapak wong menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin emas, satu hal yang diamatinya bahwa disetiap bagian atas Takula Ana’a itu terdapat ornamen yang mirip dengan diagram yang ditemukan di Propinsi Kanton, Cina.

Penjelasan Diagram Kesenian Khas Nias
Diagram kesenian Khas Nias ini diukir pada bagian atas Takula Ana’a, ini berarti bahwa masyarakat Nias menjunjung tinggi diagram kesenian Khas Nias ini. Masyarakat Kanton biasanya memasang diagram sejenis ini di depan pintu rumah sebagai penangkal.

Gambar lingkaran pertama Nampak ukiran woli-woli, sejenis tumbuhan pakis, yang sering kita lihat dalam kesenian Nias, dalam seni ukir, seni pahat, seni menganyam atau seni arsitektur. Woli-woli menjadi symbol bagi kesuburan tanah.

Gambar lingkaran kedua Nampak gambaran 16 ujung tombak (Hulayo). Jadi lingkaran ini dibentuk seperti tombak, Ni ohulayo. Tombak melambangkan keberanian atau Ksatria.

Gambar pada lingkaran ketiga, sebenarnya terdiri dari dua lingkaran yang berdampingan, memperlihatkan buah dada wanita sebagai symbol kesuburan manusia. Maka lingkaran ini disebut Ni’omeme, dibentuk seperti buah dada wanita.Nama lain dari gambar tersebut ialah Bowo Tora’a.

Gambar lingkaran pada pusat diagram atau lingkaran paling dalam, yaitu gambar ke empat daun yang melambangkan niat untuk mempertahankan diri. Daun-daun itu dalam bahasa nias disebut Gese-ese dan merupakan symbol obat pendingin dan obat penawar.
Lukisan delapan arah penjuru dalam lingkaran itu adalah delapan penjuru mata angin, dalam bahasa Kantonis disebut Patkua. Seterusnya, lingkaran dalam itu dibagi menjadi genap 36 ruas, sama seperti di Kanton. Lingkaran paling dalam dilukiskan Yin dan Yang, dasar dari ajaran Tai Chi, baik buruknya, posisi kehidupan di dunia, kekuatan, reinkarnasi dan hal-hal lain lagi.
Gambar diagram kesenian Nias yang diukir di bagian atas topi emas (Takula Ana’a) disebut juga dengan Bintang Mandala. Konon, gambar-gambar Mandala itu di Nias pertama-tama ditemukan pada piring-piring besar yang datang dari seberang, umpamanya dari Cina. Memiliki piring-piring yang berharga itu sudah merupakan suatu tanda bahwa orang itu termasuk elite dalam desa. Dilihat dari asal desain diagram ini, muncul suatu pertanyaan: Apakah ini suatu hasil akulturasi budaya Cina-Nias ataukah sebuah adopsi dengan nilai-nilai tertentu? Pertanyaan ini bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan, kenyataannya sekarang bahwa sudah terjalin hubungan baik yang ditandai adanya kekerabatan yang kuat antara masyarakat Cina/ Tionghwa dengan masyarakat Nias.
Dengan memiliki diagram yang maknanya sangat luas ini, sejauh manakah masyarakat Nias mengerti dan menghayati pandangan hidup yang terkandung di dalamnya? Inilah pertanyaan substansial yang sebenarnya. Tujuan penulisan ini bukan untuk menyangkal suatu keterangan atau untuk membenarkannya, melainkan untuk melihat masyarakat Nias dalam konteks yang lebih luas.


Lister Boy Lase, S.Kep.,Ns